Studi kasus
Seorang remaja bernama Zahrani
merasa sedih, gelisah dan takut ketika mendengar suara burung gagak. Ia
mempersepsikan bahwa suara burung gagak identik dengan kematian. Awalnya dia
biasa saja dengan suara tangisan burung gagak. namun ketika berumur 12 belas
tahun, Zahrani mendengar suara burung gagak di belakang rumahnya, dan tak lama
kemudian ada kerabatnya yang meninggal. Zahrani merasa sangat sedih dan gelisah
sepeninggalan kerabatnya itu. pada tahap selanjutnya, dia merasa sangat sedih,
gelisah dan takut hanya dengan mendengar suara tangisan burung gagak.
Penjelasan:
Kasus tersebut merupakan salah satu
contoh dari pengaplikasian classical conditioning yang terjadi di dunia nyata. Awalnya,
suara burung gagak merupakan rangsangan netral yang tidak menimbulkan respon
apapun. Kematian kerabat merupakan UCS (unconditioned stimulus) yang
menimbulkan UCR (unconditioned respon) yaitu perasaan sedih, gelisah dan takut.
Setelah ransangan netral (suara burung gagak) diasosiasikan dengan kematian
kerabat (UCS) akhirnya menimbulkan perasaan sedih, gelisah, dan takut (UCR). Pada
tahap selanjutnya bahkan hanya dengan mendengar suara burung gagak akan
menimbulkan perasaan sedih, gelisah dan takut. Pada tahap ini suara tangisan
burung gagak merupakan CS (conditioned stimulus) dan perasaan sedih, gelisah
dan takut merupakan CR (conditioned respon).
Suara burung gagak = biasa
saja
(rangsangan netral)
(tidak ada respon)
|
|
sebelum
pengondisian
|
|
Kematian kerabat = sedih dan gelisah
(UCS) (UCR)
|
|
Suara burung gagak + Kematian
kerabat = sedih dan gelisah (rangsangan netral) (UCS) (UCR)
|
|
Pengondisian
Suara tangisan burung hantu =
sedih, gelisah dan takut
(CS) (CR)
|
|
Setelah
pengondisian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar