Sabtu, 29 Juni 2013

STUDI KASUS GENDER



Kasus
Saya mempunyai seorang teman SMP yang bernama Maya. Maya merupakan anak perempuan satu-satunya dalam keluarga. Meskipun kami bersekolah di sekolah yang sama namun kami tidak terlalu dekat mengingat kelas kami juga memiliki jarak yang lumayan jauh. Semenjak masih duduk di bangku SMP, maya memang telah mulai terlihat tomboy (kelaki-lakian) dan menunjukkan sikap yang berlawanan dengan peran gender yang semestinya. Perilaku ini ditunjukkan dengan berjalan layaknya laki-laki serta dominan berteman dengan laki-laki. Ketika menginjak bangku SMA tingkah laku yang berlawanan dengan peran gendernya sebagai wanita semakin menjadi-jadi, Maya mulai berdandan selayaknya laki-laki dengan memakai pakaian laki-laki dan memiliki gaya rambut selayaknya laki-laki. Namun lebih parahnya Maya bahkan berpacaran dengan perempuan alias sejenis.
Penjelasan:
Maya menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan peran gendernya, yang semestinya ia adalah wanita namun dia bertingkah laku selayaknya laki-laki. Hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk biologis maupun lingkungan mengingat Maya juga merupakan anak perempuan satu-satunya sehingga dari kecil ia belajar dari lingkungan yang didominasi oleh kakak-kakak laki-lakinya sehingga ia pun terpengaruh. Berkaitan dengan orientasi seksual, Maya kemudian memilih jalan Homoseksual (lesby) yang merupakan bagian dari pilihannya sendiri dan tidak ada sangkut pautnya dengan identitas gender.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar