Kasus
Saya
mempunyai seorang teman SMP yang bernama Maya. Maya merupakan anak perempuan
satu-satunya dalam keluarga. Meskipun kami bersekolah di sekolah yang sama
namun kami tidak terlalu dekat mengingat kelas kami juga memiliki jarak yang
lumayan jauh. Semenjak masih duduk di bangku SMP, maya memang telah mulai
terlihat tomboy (kelaki-lakian) dan menunjukkan sikap yang berlawanan dengan
peran gender yang semestinya. Perilaku ini ditunjukkan dengan berjalan layaknya
laki-laki serta dominan berteman dengan laki-laki. Ketika menginjak bangku SMA
tingkah laku yang berlawanan dengan peran gendernya sebagai wanita semakin
menjadi-jadi, Maya mulai berdandan selayaknya laki-laki dengan memakai pakaian
laki-laki dan memiliki gaya rambut selayaknya laki-laki. Namun lebih parahnya
Maya bahkan berpacaran dengan perempuan alias sejenis.
Penjelasan:
Maya
menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan peran gendernya, yang semestinya
ia adalah wanita namun dia bertingkah laku selayaknya laki-laki. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk biologis maupun lingkungan mengingat
Maya juga merupakan anak perempuan satu-satunya sehingga dari kecil ia belajar
dari lingkungan yang didominasi oleh kakak-kakak laki-lakinya sehingga ia pun
terpengaruh. Berkaitan dengan orientasi seksual, Maya kemudian memilih jalan
Homoseksual (lesby) yang merupakan bagian dari pilihannya sendiri dan tidak ada
sangkut pautnya dengan identitas gender.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar