Kebanyakan kriminalis adalah kaum lelaki. Kebanyakan perangkai
bunga adalah
kaum perempuan. Ini bukan sebuah lelucon tanpa dasar. Richard Haier, guru besar saraf dari Universitas California di
Irvine, berhasil membuktikan bahwa
kenyataan itu punya dasar ilmiah.
Haier
menemukan kenyataan bahwa ketika menganggur, aktivitas otak kaum lelaki lebih banyak terjadi pada daerah lymbic temporal.
Daerah ini adalah pengatur emosi yang
berhubungan dengan aksi motorik, teristimewa
perilaku yang suka memukul jika sedang marah. Lelaki yang beringas, apalagi ketika marah dengan emosi tak
terkontrol, akan disalurkan melalui pukulan
tangan, tendangan kaki, dan makian. Bila ia memegang senjata atau pisau, maka hampir pasti,
seseorang yang di hadapannya akan cedera
dan luka-luka. Tidak usah heran, daerah lymbic temporal itu adalah sisa dari otak reptil, ketika
mengalami proses evolusi. Sangat menarik,
karena istilah "buaya darat" (buaya adalah salah satu jenis reptil) lebih kerap dipakai untuk
menunjuk para lelaki, yang hidungnya
'belang-belang'.
Sebaliknya pada perempuan. Saat istirahat, aktivitas
otak lebih banyak terjadi pada cyngulata
gyrus. Daerah ini yang dalam evolusi merupakan
turunan otak mamalia sebenarnya bertanggung jawab dalam mengontrol ekspresi emosi. Ketika marah, seorang
perempuan cenderung membelalakan matanya,
ketimbang memukul, menendang atau memaki. Rupanya,
perempuan lebih bisa mengontrol emosinya daripada para lelaki. Dalam beberapa kasus, perempuan lebih suka
memendam emosi ketimbang menumpahkannya.
Dalam kasus penyakit
jiwa, perempuan lebih sering menderita syndroma depresif. Ia depresi karena
memendam perasaannya. Ketika sedih, otak perempuan lebih reaktif ketimbang
otak lelaki. Bagian tertentu di otak
perempuan (lymbic system) bekerja 8 kali
lebih keras. Akibatnya, perempuan sangat terganggu dengan kesedihan yang dialami. Keadaan itu memberikan pengaruh
yang sangat besar padanya.
Sebaliknya, dalam
ekspresi bahagia, tidak ada perbedaan antara lelaki dan perempuan. Dr Mark George, ahli saraf
dari National Institute of Mental Health,
yang melakukan penelitian itu menemukan bahwa
dalam hal kegembiraan, pengaturannya tersebar dalam banyak tempat. Terutama di dalam dan di sekitar lymbic system.
Penemuan ini berhasil menguakkan pertanyaan
lama yang terpendam, mengapa orang bisa gembira
sekaligus sedih, pada saat yang sama. Lymbic
system itu memang berperanan penting dalam pengaturan emosi. Bersama dengan sebuah komponen di dekatnya, amygdala,
emosi manusia diatur. Kecerdasan emosi
(emotional intelligence), yang sekarang diketahui
sebagai salah satu kunci sukses kehidupan, merupakan fungsi dari dua komponen otak ini. Seorang perempuan yang
memang sudah given memiliki kemampuan
kontrol emosi yang lebih baik dari lelaki akan memiliki kemungkinan berhasil
yang lebih besar dari lelaki. Dengan
catatan, ia dapat mengelola kecerdasan emosinya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar